Demo Project M4 : Smart Garage System


SMART GARAGE SYSTEM




1. Pendahuluan [back]

        Di era digital saat ini, efisiensi dan keamanan menjadi dua aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengelolaan garasi. Banyak rumah dan gedung perkantoran kini dilengkapi dengan garasi pintar yang dapat mengontrol akses masuk dan keluar kendaraan secara otomatis. Namun, sistem yang ada sering kali mahal dan tidak fleksibel untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna.

    Untuk mengatasi permasalahan di atas, proyek ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem garasi pintar yang tidak hanya efisien dan aman, tetapi juga hemat biaya dan mudah diadaptasi. Sistem ini menggunakan sensor dan aktuator yang dikontrol oleh arduino dengan komunikasi data melalui protokol UART, yang sangat cocok untuk skenario di mana hanya diperlukan komunikasi serial asinkron sederhana antara dua perangkat, hanya memerlukan dua jalur sinyal (Tx dan Rx) untuk komunikasi full duplex, yang mengurangi kebutuhan pin pada Arduino dan memudahkan pengkabelan, ekonomis dan mudah disesuaikan. 





2. Tujuan 
[back]
a. Mengetahui rangkaian simulasi aplikasi kontrol garasi otomatis menggunakan mikrokontroller arduino uno dan sensor ultrasonic, pizeoelectric sensor, sound sensor, touch sensor, dan flame sensor
b. Mengetahui rangkaian simulasi kontrol garasi otomatis menggunakan software proteus.
c. Memenuhi project demo modul 4 praktikum mikroprosesor dan mikrokontroller.

3. Alat dan Bahan  [back]
A. Alat 

1. Power Supply
    Power supply, atau pasokan daya, adalah sebuah perangkat elektronik yang menyediakan energi listrik ke perangkat atau sistem lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah arus listrik dari sumber listrik (misalnya, listrik AC dari saluran listrik rumah tangga) menjadi bentuk yang sesuai untuk digunakan oleh komponen elektronik lain, seperti komputer, perangkat elektronik, atau mesin industri

2. Baterai  

 
        Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
Baterai bertujuan untuk memberikan tenaga listrik ke rangkaian agar rangkaian dapat hidup dengan baik.


B. Bahan
1. Mikrokontroller (Arduino Uno)
    
    Arduino uno merupakan salah satu mikrokontroller yang dapat memudahkan penggunanya dalam mengendalikan komponen elektronika dengan program seperti LED, motor DC, relay, servo, modul, dan segala jenis sensor. Arduino uno sangat sering digunakan dalam pembuatan alat yang dapat bekerja otomatis, monitoring, maupun untuk pengontrolan.




Spesifikasi :

Microcontroller

ATmega328P – 8 bit AVR family microcontroller

Operating Voltage

5V

Recommended Input Voltage

7-12V

Input Voltage Limits

6-20V

Analog Input Pins

6 (A0 – A5)

Digital I/O Pins

14 (Out of which 6 provide PWM output)

DC Current on I/O Pins

40 mA

DC Current on 3.3V Pin

50 mA

Flash Memory

32 KB (0.5 KB is used for Bootloader)

SRAM

2 KB

EEPROM

1 KB

Frequency (Clock Speed)

16 MHz

Konfigurasi Pin :


Pin Category

Pin Name

Power

Vin, 3.3V, 5V, GND

Reset

Reset

Analog Pins

A0 – A5

Input/Output Pins

Digital Pins 0 - 13

Serial

0(Rx), 1(Tx)

External Interrupts

2, 3

PWM

3, 5, 6, 9, 11

SPI

10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO) and 13 (SCK)

Inbuilt LED

13

TWI

A4 (SDA), A5 (SCA)

AREF

AREF




2. Piezoelectric Sensor

Features and Specifications :

  • Impedance:≤500Ω;
  • Voltage:≤30Vp-p;
  • Operating temperature:-20°C~+60°C
  • Storage temperature:-30°C~+70°C
  • Low Soldering temperature
  • Strain sensitivity: 5V/µƐ
  • Material: Quartz (mostly used)



3. Sound Sensor

Spesifikasi:

Sensitivitas bisa diatur (stel potensiometer warna biru)

Tegangan kerja 3.3V-5V

Output bentuk digital (0 dan 1, tinggi dan rendah)

Dengan lobang baut utk instalasi

Ukuran papan PCB 3.4cm x 1.6cm

Interface:

1. VCC: tegangan input 3.3V-5V

2. GND: ground

3. DO : digital output (0 dan 1)


4. Touch Sensor

Spesifikasi: - Konsumsi daya sangat sedikit - Tegangan: 2-5.5V DC (optimal 3v) - Dapat menggantikan fungsi tombol saklar - Dilengkapi 4 buah lubang baut M2 - Ukuran: 24x24x7.2mm - Output high VOH: 0.8VCC (typical) -. Output low VOL: 0.3VCC (max)



5. Ultrasonic Sensor

Spesifikasi 
(HC SR-04) : 
  • Operating voltage: +5V
  • Theoretical  Measuring Distance: 2cm to 450cm
  • Practical Measuring Distance: 2cm to 80cm
  • Accuracy: 3mm
  • Measuring angle covered: <15°
  • Operating Current: <15mA
  • Operating Frequency: 40Hz

6. PIR Sensor

Spesifikasi : 
- Deteksi sudut 120 derajat.
- Kisaran deteksi 7m.
- Ukuran: 32x24mm
- Output sinyal switch TTL output sinyal tinggi (3.3 V), output sinyal     rendah (0.4 V).
- Waktu pemicu dapat disesuaikan 0,3 detik hingga 10 menit.
- Umum digunakan dalam perangkat anti-pencurian dan peralatan lainnya.
- Modul telah dipaksa untuk mengatur bekerja memicu dapat digunakan kembali

7. Flame Sensor
Flame sensor berfungsi sebagai alat sensor api

Spesifikasi :

- Output= Digital (D0)

- Tipe : Flame sensor isi 5 sensor

- Vin : DC 3.3V-9V

- Range sensor : 120°

- Output : Digital

- Tiap sensor memiliki lampu indikator

- Mendeteksi api lilin dengan range panjang gelombang 700-1100nm

- Dimensi  : panjang 4 cm x lebar 4 cm

- Berat : 50 gram

- Lighter flame detect distance 80cm

8. Motor Servo

Dimensions & Spesifications :



9. Buzzer
 Buzzer sebagai indicator apabila terjadi kebakaran.



Spesifikasi :

- Rated Voltage : 6V DC

- Operating Voltage : 4 to 8V DC

- Rated Current* : ≤30mA

- Sound Output at 10cm* : ≥85dB

- Resonant Frequency : 2300 ±300Hz

- Tone : Continuous

- Operating Temperature : -25°C to +80°C

- Storage Temperature : -30°C to +85°C

- Weight : 2g

Konfigurasi Pin :

Pin 1 : Positive

Pin 2 : Negative     



10. LED

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan:
  1. Infra merah : 1,6 V
  2. Merah : 1,8 V – 2,1 V
  3. Oranye : 2,2 V
  4. Kuning : 2,4 V
  5. Hijau : 2,6 V
  6. Biru : 3,0 V – 3,5 V
  7. Putih : 3,0 – 3,6 V
  8. Ultraviolet : 3,5 V

11. LCD (LM016L)

    LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan) yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.

Spesifikasi :
1. Module size : 84W x 44H x 10.5T (max.) mm
2. Effective display area : 61W x 15.8H mm
3. Character size ( 5 x 7 dots ) : 2.96W X 4.86H mm
4. Character pitch : 3.55 mm
5. Dot size : 0.56W x 0.66H mm
6. Weight : about 35g
7. Ta = 25°C, VDD = 5.0 V  ± 0.25 V 
8. Input "high" voltage (ViH) = 2.2 Vmin  
9. Input "Iow" voltage (ViL) = 0.6 Vmax

12. Potensiometer





Spesifikasi :

- Rentang resistansi: 10Ω-20KΩ
- Toleransi ketahanan: +/-5%
- Total mekanik perjalanan: 300
- Peringkat daya: 1.2 w

- Hidup: 15000    

13. Relay
Relay sebagai pengatur otomatis untuk mengubung atau memutus rangkaian

Spesifikasi :

- Trigger Voltage (Voltage across coil) : 5V DC

- Trigger Current (Nominal current) : 70mA

- Maximum AC load current: 10A @ 250/125V AC

- Maximum DC load current: 10A @ 30/28V DC

- Compact 5-pin configuration with plastic moulding

- Operating time: 10msec Release time: 5msec

- Maximum switching: 300 operating/minute (mechanically)

Konfigurasi Pin

- Coil End 1 : Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other        end to ground.

- Coil End 2 : Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other        end to ground.

- Common (COM) : Common is connected to one End of the Load that is to be controlled.

- Normally Close (NC) : The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NC    the load remains connected before trigger.

- Normally Open (NO) : The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NO    the load remains disconnected before trigger.


4. Dasar Teori [back]

    PWM (Pulse Width Modulation)

PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi.

Duty Cycle adalah perbandingan antara waktu ON (lebar pulsa High) dengan perioda. Duty Cycle biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%).


Gambar 1. Duty Cycle

·       Duty Cycle = tON / ttotal

·       tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1) 

·       tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0) 

·       ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara tON dengan tOFF atau disebut juga dengan “periode satu gelombang” 

Pada board Arduino Uno, pin yang bisa dimanfaatkan untuk PWM adalah pin yang diberi tanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, dan pin 11. Pin-pin tersebut merupakan pin yang bisa difungsikan untuk input analog atau output analog. Oleh sebab itu, jika akan menggunakan PWM pada pin ini, bisa dilakukan dengan perintah analogWrite();

PWM pada arduino bekerja pada frekuensi 500Hz, artinya 500 siklus/ketukan dalam satu detik. Untuk setiap siklus, kita bisa memberi nilai dari 0 hingga 255. Ketika kita memberikan angka 0, berarti pada pin tersebut tidak akan pernah bernilai 5 volt (pin selalu bernilai 0 volt). Sedangkan jika kita memberikan nilai 255, maka sepanjang siklus akan bernilai 5 volt (tidak pernah 0 volt). Jika kita memberikan nilai 127 (kita anggap setengah dari 0 hingga 255, atau 50% dari 255), maka setengah siklus akan bernilai 5 volt, dan setengah siklus lagi akan bernilai 0 volt. Sedangkan jika jika memberikan 25% dari 255 (1/4 * 255 atau 64), maka 1/4 siklus akan bernilai 5 volt, dan 3/4 sisanya akan bernilai 0 volt, dan ini akan terjadi 500 kali dalam 1 detik.


Gambar 2. Siklus Sinyal PWM pada Arduino

 

ADC (Analog Digital Converter)

ADC atau Analog to Digital Converter merupakan salah satu perangkat elektronika yang digunakan sebagai penghubung dalam pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini adalah mengubah sinyal masukan yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital dengan bentuk kode-kode digital. Ada 2 faktor yang perlu diperhatikan pada proses kerja ADC yaitu kecepatan sampling dan resolusi.

Kecepatan sampling menyatakan seberapa sering perangkat mampu mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital dalam selang waktu yang tertentu. Biasa dinyatakan dalam sample per second (SPS). Sementara Resolusi menyatakan tingkat ketelitian yang dimilliki. Pada Arduino, resolusi yang dimiliki adalah 10 bit atau rentang nilai digital antara 0 - 1023. Dan pada Arduino tegangan referensi yang digunakan adalah 5 volt, hal ini berarti ADC pada Arduino mampu menangani sinyal analog dengan tegangan 0 - 5 volt. Pada Arduino, menggunakan pin analog input yang diawali dengan kode A (A0- A5 pada Arduino Uno). Fungsi untuk mengambil data sinyal input analog menggunakan analogRead(pin);


 MIKROKONTROLLER (ARDUINO UNO)

Arduino Uno adalah salah satu papan mikrokontroller yang paling populer dan banyak digunakan dalam komunitas elektronika dan pemrograman. Dikembangkan berdasarkan platform open-source, Arduino Uno dirancang untuk memudahkan pengembangan berbagai proyek elektronika. Berikut merupakan gambar konfigurasi pin beserta penjelasan Arduino Uno :


1)    Power USB, fungsi dari power usb pada modul Arduino adalah sebagai berikut:

-       Media pemberi tegangan listrik ke Arduino

-       Media tempat memasukkan program dari komputer ke Arduino

-       Sebagai media untuk komunikasi serial antara komputer dan Arduino R3 maupun sebaliknya.

2)    Crystal Oscillator, fungsi crystal oscillator adalah sebagai jantung Arduino yang membuat dan mengirimkan detak ke mikrokontroler agar beroperasi setiap detaknya.

3)    Voltage Regulator, berfungsi menstabilkan tegangan listrik yang masuk ke Arduino.

4)    Power Jack, fungsi dari power jack pada modul Arduino adalah sebagai media pemberi tegangan listrik ke Arduino apabila tak ingin menggunakan Power USB.

5)    Pin Reset, berfungsi untuk mereset Arduino agar program dimulai dari awal. Cara penggunannya yaitu dengan menghubungkan pin reset ini langsung ke ground.

6)    Pin Tegangan 3,3 Volt, berfungsi sebagai pin positif untuk komponen yang menggunakan tegangan 3,3 volt.

7)    Pin Tegangan 5 Volt, berfungsi sebagai pin positif untuk komponen yang menggunakan tegangan 5 volt. Pin 5 volt sering juga disebut pin VCC.

8)    Pin Ground (GND), fungsi pin GND adalah sebagai pin negatif pada tiap komponen yang dihubungkan ke Arduino.

9)    Pin Penambah Tegangan (VIN), berfungsi sebagai media pemasok listrik tambahan dari luar sebesar 5 volt bila tak ingin menggunakan Power USB atau Power Jack.

10) Pin Analog, berfungsi membaca tegangan dan sinyal analog dari berbagai jenis sensor untuk diubah ke nilai digital.

11) Main Microcontroller, berfungsi sebagai otak yang mengatur pin-pin pada Arduino.

12) Tombol Reset, komponen pendukung Arduino yang berfungsi untuk mengulang program dari awal dengan cara menekan tombol.

13) Pin ICSP (In-Circuit Serial Programming), berfungsi untuk memprogram mikrokontroler seperti Atmega328 melalui jalur USB Atmega16U2.

14) Lampu Indikator Power, berfungsi sebagai indikator bahwa Arduino sudah mendapatkan suplai tegangan listrik yang baik.

15) Lampu TX (transmit), berfungsi sebagai penanda bahwa sedang terjadi pengiriman data dalam komunikasi serial.

16) Lampu RX (receive), berfungsi sebagai penanda bahwa sedang terjadi penerimaan data dalam komunikasi serial

17) Pin Input/Output Digital, berfungsi untuk membaca nilai logika 1 dan 0 atau mengendalikan komponen output lain seperti LED, relay, atau sejenisnya. Pin ini termasuk paling banyak digunakan saat membuat rangkaian.

Untuk pin yang berlambang “~” artinya dapat digunakan untuk membangkitkan PWM (Pulse With Modulation) yang fungsinya bisa mengatur tegangan output. Biasanya digunakan untuk mengatur kecepatan kipas atau mengatur terangnya cahaya lampu.

18) Pin AREF (Analog Reference), fungsi pin Arduino Uno yang satu ini untuk mengatur tegangan referensi eksternal yang biasanya berada di kisaran 0 sampai 5 volt.

19) Pin SDA (Serial Data), berfungsi untuk menghantarkan data dari modul I2C atau yang sejenisnya.

20) Pin SCL (Serial Clock), berfungsi untuk menghantarkan sinyal waktu (clock) dari modul I2C ke Arduino.

   

KOMUNIKASI ARDUINO

1)    Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART)

UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter) adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.


Data dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan, kemudia di transfer secara parallel ke data bus penerima.

 

2)    Serial Peripheral Interface (SPI)

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial synchrounous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega 328. Komunikasi SPI membutuhkan 3 jalur yaitu MOSI, MISO, dan SCK. Melalui komunikasi ini data dapat saling dikirimkan baik antara mikrokontroller maupun antara mikrokontroller dengan peripheral lain di luar mikrokontroler.

·       MOSI : Master Output Slave Input Artinya jika dikonfigurasi sebagai master maka pin MOSI sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin MOSI sebagai input.

·       MISO : Master Input Slave Output Artinya jika dikonfigurasi sebagai master maka pin MISO sebagai input tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin MISO sebagai output.

·       SCLK : Clock Jika dikonfigurasi sebagai master maka pin CLK berlaku sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin CLK berlaku sebagai input.

·       SS/CS : Slave Select/ Chip Select adalah jalur master memilih slave mana yang akan dikirimkan data.

Cara Kerja Komunikasi SPI :


Sinyal clock dialirkan dari master ke slave yang berfungsi untuk sinkronisasi. Master dapat memilih slave mana yang akan dikirimkan data melalui slave select, kemudian data dikirimkan dari master ke slave melalui MOSI. Jika master butuh respon data maka slave akan mentransfer data ke master melalui MISO

 

3)    Inter Integrated Circuit (I2C)

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya.

Cara Kerja Komunikasi I2C :


Pada I2C, data ditransfer dalam bentuk message yang terdiri dari kondisi start, Address Frame, R/W bit, ACK/NACK bit, Data Frame 1, Data Frame 2,  dan kondisi Stop.

·       Kondisi start dimana saat pada SDA beralih dari logika high ke low sebelum SCL.

·       Kondisi stop dimana saat pada SDA beralih dari logika low ke high sebelum SCL.

·       R/W bit berfungsi untuk menentukan apakah master mengirim data ke slave atau meminta data dari slave. (logika 0 = mengirim data ke slave, logika 1 = meminta data dari slave)

·       ACK/NACK bit berfungsi sebagai pemberi kabar jika data frame ataupun address frame telah diterima receiver.


PIEZOELECTRIC SENSOR

Sensor piezoelektrik merupakan bagian penting dari teknologi modern dan memiliki banyak aplikasi. Sensor piezoelektrik adalah jenis sensor yang memanfaatkan efek piezoelektrik untuk mengukur perubahan tekanan, getaran, atau kekuatan. Bahan piezoelektrik adalah bahan yang menghasilkan tegangan listrik ketika diberi tekanan atau ditekan. Koefisien muatan piezoelektrik memiliki rentang nilai antara 1 hingga 100 pico coloumb/Newton.


            Cara Kerja Sensor Piezoelectric:


Sensor piezoelektrik dapat mengukur dua besaran fisik, yaitu percepatan dan tekanan. Baik sensor tekanan maupun akselerometer bekerja dengan prinsip piezoelektrik yang sama, namun keduanya memiliki perbedaan utama dalam cara penerapan gaya pada elemen detektornya.

Pada sensor tekanan, terdapat membran tipis yang ditempatkan di atas material padat untuk mentransfer gaya yang diterapkan ke elemen piezoelektrik. Ketika ada tekanan pada membran tipis tersebut, bahan piezoelektrik akan timbul dan menghasilkan tegangan listrik. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan setara dengan jumlah tekanan yang diberikan.

Sementara itu, pada akselerometer, massa seismik melekat pada elemen kristal untuk mentransfer gaya yang diberikan ke bahan piezoelektrik. Ketika ada gerakan yang diterapkan, beban massa seismik tersebut menjadi bahan piezoelektrik menurut hukum kedua Newton tentang gerak. Bahan piezoelektrik menghasilkan muatan yang digunakan untuk kalibrasi gerakan. Untuk mengkompensasi getaran yang tidak diinginkan dan membantu menunjukkan pembacaan yang akurat, elemen kompensasi akselerasi digunakan bersama dengan sensor tekanan.

 

        SOUND SENSOR

Sound Sensor berfungsi untuk mendeteksi suara dan juga dapat mengubah sinyal suara menjadi sinyal elektrik sehingga dapat diproses untuk penggunaan selanjutnya. Modul Sensor Suara FC-04 yang dapat mendeteksi intensitas suara sekeliling, mengidentifikasi keberadaan atau ketidakberadaan suara (berdasarkan prinsip getaran suara).


Catatan:

1. Modul sensor suara sensitif terhadap intensitas suara sekitar lingkungan.

2. Ketika intensitas suara lebih kecil dari nilai yang ditentukan, DO menghasilkan nilai tinggi. Ketika intensitas suara luar lebih besar dari nilai yang ditentukan, DO menghasilkan nilai rendah.

3. Port DO dapat dihubungkan secara langsung dengan microcontroller untuk mendeteksi nilai tinggi dan rendah, sehingga dapat mendeteksi suara sekitar.

4. Digital output DO pada modul dapat difungsikan langsung sebagai saklar yang diaktifasi oleh suara (voice-activated switch)



Tabel Jenis bunyi dan Kekerasan Bunyi


                    TOUCH SENSOR

Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.

Sensor sentuh merupakan sebuah saklar yang cara penggunaanya dengan cara disentuh menggunakan jari. Ketika sensor ini disentuh maka sensor akan bernilai HIGH, karena tubuh manusia terdapat aliran listrik sehingga sensor ini dapat bekerja. Sensor ini dapat kita gunakan untuk menyalakan lampu, motor, membuka pintu dan masih banyak lainnya.


Dalam keadaan IDLE output yang dihasilkan adalah LOW (konsumsi daya sangat kecil) sedangkan saat ada jari yang menyentuh modul ini output yang dihasilkan adalah HIGH. Jika tidak ada aktifitas lebih dari 12 detik maka modul otomatis akan kembali ke mode IDLE (hemat daya).

Modul dapat dipasang di belakang permukaan plastik, kaca dan bahan non-logam lainnya untuk menutupi permukaan sensor. Selain itu, jika kita dapat mengatur posisi yang tepat untuk sentuhan, kita juga dapat menyembunyikannya di dalam dinding, meja dan bagian tombol tersembunyi lainnya.

Cara kerja:

1. Dalam keadaan normal, modul menghasilkan sinyal low (hemat daya).

2. Dilengkapi 4 lobang baut untuk memudahkan pemasangan

3. Jika tidak disentuh lagi selama 12 detik kembali ke mode hemat energi.

Kelebihan:

- Konsumsi daya yang rendah

- Bisa menerima tegangan dari 2 ~ 5.5V DC

- Dapat menggantikan fungsi saklar tradisional

Rumus Tegangan sentuh maksimal: 

𝐸𝑆 = 𝐼𝑘( 𝑅𝑘 + 1.5 𝜌𝑠)

Ket:    𝐼𝑘 = Arus fibrilasi

          𝑅𝑘 = Nilai tahanan pada badan manusia

          𝜌𝑠 = Tahanan Jenis tanah

 


 

ULTRASONIC SENSOR

Sensor ultrasonik merupakan sensor yang menggunakan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik yaitu gelombang yang umum digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu benda dengan memperkirakan jarak antara sensor dan benda tersebut. Sensor ini berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik begitu pula sebaliknya.


Sensor ultrasonik HC-SR04 merupakan sensor siap pakai yang berfungsi sebagai pengirim, penerima dan pengontrol gelombang ultrasonik. Sensor ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2 cm – 4 m dengan akurasi 3 mm. Sensor ultrasonik memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc digunakan sebagai listrik positif dan Gnd sebagai ground. Pin Trigger digunakan untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

Cara menggunakan sensor ini yaitu ketika diberikan tegangan positif pada pin Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin Echo. Untuk mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal tersebut, maka selisih waktu ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak benda tersebut.


Grafk HC SR-04 Ultrasonic Sensor



PIR SENSOR

Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

Sensor PIR sendiri memiliki dua slot di dalamnya, setiap slot terbuat dari bahan khusus

-       -PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Di dalam sensor

-       -PIR ini terdapat bagianbagian yang mempunyai perannya masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.


        Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi manusia) dimana sensor ini  membutuhkan tegangan masukan sebesar 5 Vdc.

Tabel keluaran Sensor dan Grafik Waktu Respon sensor PIR:


 



FLAME SENSOR

Flame sensor adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api, tetapi detector ini tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame).

Flame sensor atau flame detector merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm.


Aplikasi yang disarankan untuk penggunaan flame detector adalah :

a)     Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.

b)    Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.

c)     Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.

Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Dalam percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 – 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi orang yang “membandel”.

Grafik Flame Sensor


Terdeteksinya panas api maka akan semakin kecil resistansi pada sensor Flame Sensor sehingga memungkinkan arus untuk mengalir dan sensor ON.


         

        MOTOR SERVO

Motor servo adalah jenis motor DC dengan sistem umpan balik tertutup yang terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol, dan juga potensiometer. Jadi motor servo sebenarnya tak berdiri sendiri, melainkan didukung oleh komponen-komponen lain yang berada dalam satu paket.


Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan motor servo.

1.  Kelebihan Motor Servo

a.  Daya yang dihasilkan sebanding dengan berat atau ukuran motor.

b.  Penggunaan arus listrik sebanding dengan beban.

c.  Tidak bergetar saat digunakan.

d.  Tidak mengeluarkan suara berisik saat dalam kecepatan tinggi.

e.  Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan mudah.

2.  Kekurangan Motor Servo

a.  Harga relatif lebih mahal dibanding motor DC lainnya.

b.  Bentuknya cukup besar karena satu paket.

Prinsip Kerja Motor Servo

Sebenarnya prinsip kerja dari motor servo tak jauh berbeda dibanding dengan motor DC yang lain. Hanya saja motor ini dapat bekerja searah maupun berlawanan jarum jam. Derajat putaran dari motor servo juga dapat dikontrol dengan mengatur pulsa yang masuk ke dalam motor tersebut.

Motor servo akan bekerja dengan baik bila pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Frekuensi tersebut dapat diperoleh ketika kondisi Ton duty cycle berada di angka 1,5 ms. Dalam posisi tersebut rotor dari motor berhenti tepat di tengah-tengah alias sudut nol derajat atau netral.

Pada saat kondisi Ton duty cycle kurang dari angka 1,5 ms, maka rotor akan berputar berlawanan arah jarum jam. Sebaliknya pada saat kondisi Ton duty cycle lebih dari angka 1,5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam. Berikut ini adalah gambar atau skema pulsa kendali motor servo.


BUZZER

Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.


Spesifikasi :

- Rated Voltage: 6V DC

- Operating Voltage: 4 to 8V DC

- Rated Current: ≤30mA

- Sound Output at 10cm: ≥85dB

- Resonant Frequency: 2300 ±300Hz

- Tone: Continuous

- Operating Temperature: -25°C to +80°C

- Storage Temperature: -30°C to +85°C

- Weight: 2g

Konfigurasi Pin:

Pin 1: Positive

Pin 2: Negative 


LED

LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya, LED mempunyai kecenderungan polarisasi. LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati LED. Ini menyebabkan LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.


Prinsip Kerja LED:

Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA- 20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan.

 

LCD (LIQUID CRYSTAL DISPLAY)

LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan) yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.


Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes). Berikut merupakan tabel internal pin connection dari LED:


BATERAI

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).


Baterai dalam sistem PV mengalami berulang kali siklus pengisian dan pengosongan selama umur pakainya. Siklus hidup (cycle life) baterai adalah banyaknya pengisian dan pengosongan hingga kapasitas baterai turun (melemah) dan tersisa 80% dari kapasitas nominalnya. Pabrik baterai biasanya mencantumkan siklus hidup pada spesifikasi teknis baterai. Mencantumkan satu nilai siklus hidup (cycle life) sebenarnya terlalu menyederhanakan informasi, karena siklus hidup baterai juga tergantung pada suhu baterai.

Dari grafik di atas, terlihat pada suhu operasional baterai yang lebih rendah, siklus hidup baterai lebih lama. Siklus hidup baterai juga tergantung dari DoD, artinya baterai yang dikosongkan hanya 50% dari kapasitasnya, berumur lebih lama jika dikosongkan hingga 80%, namun membuat sistem menjadi lebih mahal, karena membutuhkan kapasitas baterai lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan yang sama.

 

POTENSIOMETER


Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

a)     Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan

b)    Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply

c)     Sebagai Pembagi Tegangan

d)    Aplikasi Switch TRIAC

e)     Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser

f)     Sebagai Pengendali Level Sinyal


    RELAY


Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.


Berikut merupakan grafik pengukuran tegangan pada driver relay kondisi sensor aktif:



5. Percobaan  [back]

 
     a.) Prosedur 
 [back]

    1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
    2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen
    3. Cari kompnen yang diperlukan di library proteus
    4. Pasang dan simulasikan rangkaian tersebut

Pada rangkaian smart garage system ini, untuk komunikasi arduino Master dan Slave menggunakan komunikasi UART menggunakan pin Rx dan Tx untuk transfer data, dimana pin Tx Master dihubungkan dengan Rx Slave dan Rx Master dihubungkan dengan Tx Slave. Kemudian pin sensor sebagai inputan dihubungkan dengan pin pada arduiono master dan output dihubungkan pada pin arduino slave seperti yang di deklarasikan pada program.

Pada Arduino Master masing-masing sensor sebagai inputan, outputnya dihubungkan pada pin yang ada pada arduino yaitu, untuk Piezoelectric Sensor pin P+ dihubungkan pada pin A0, Sound Sensor dihubungkan pada pin D3, Touch Sensor dihubungkan pada pin D12, Pir Sensor dihubungkan pada pin D7, Flame sensor dihubungkan pada pin D8, dan untuk Ultrasonic Sensor pin Trigger dihubungkan pada pin D5 dan pin Echo dihubungkan pada Pin D4.

Pada Arduino Slave masing-masing pin dihubungkan dengan outputan sistem garasi dan indicator lain seperti LED, motor DC, Buzzer, Motor Servo dan LCD dengan I2C. Masing-masing output pada pin digital arduino slave yaitu, LED hijau pada pin D11, LED kuning pada pin D10, LED merah pada pin D9, Relay untuk output buzzer dan motor dc (water sprinkler) pada pin D8, LED putih sebagai lampu garasi pada pin D13, dan motor servo pada pin D5. Selanjut LCD dengan I2C dihubungkan dengan pin SCL dan SDA pada masing-masing pin arduino slave.

Setelah itu dilakukan perakitan dan penguploadan program pada mikrokontroller sesuai dengan kondisi yang sudah ditentukan sebelumnya untuk project Smar Garage System ini.


     b.) Hardware [back]

 




    • Arduino Uno
    • Piezoelectric Sensor
    • Sound Sensor
    • Touch Sensor
    • Ultrasonic Sensor
    • PIR Sensor
    • Flame Sensor
    • Motor Servo
    • Buzzer
    • LED
    • LCD (Liquid Crystal Display)
    • Baterai
    • Potensiometer
    • Relay

     c.) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja  [back]
  • Rangkaian Simulasi :



  • Prinsip Kerja:

Pada project Smart Garage System ini menggunakan 6 sensor (Piezoelectric, Sound, Touch, PIR, Flame, dan Ultrasonic), 2 arduino (Master dan Slave), LCD 2x16 dengan I2C, LED (hijau, kuning, dan merah) sebagai indikator jarak mobil dengan dinding, LED Putih sebagai lampu garasi, motor servo sebagai penggerak pintu garasi, serta Motor DC (water sprinkler) dan buzzer sebagai indikator adanya kebakaran pada garasi.

Motor servo akan bergerak 180 derajat untuk membuka garasi apabila adanya dideteksi berat mobil dengan piezoelectric sensor dan juga bunyi klakson dengan sound sensor. Dan untuk menutup garasi motor servo akan bergerak kembali ke posisi 0 derajat pada saat sipemilik garasi menekan touch sensor. Untuk PIR sensor digunakan untuk penerangan garasi secara otomatis didalam garasi ketika ada orang yang dideteksi disekitar PIR sensor. Kemudian pada saat didalam garasi dideteksi adanya api oleh flame sensor, maka water sprinkler akan otomatis hidup sebagai pengaman dan buzzer juga akan aktif sebagai adanya indikator kebakaran. Lalu untuk ultrasonic jarak yang dipancarkan dan dideteksi oleh ultrasonic akan ditampilkan dengan indikator LED (hijau, kuning, dan merah) juga sebagai indikator jarak mobil dan dinding untuk mencegah terjadinya tabrakan pada dinding. Dan untuk output LCD akan menampilkan informasi terkait kondisi garasi (Garasi Terbuka, Garasi Tertutup, dan Bahaya Kebakaran) pada baris pertama, serta informasi jarak mobil dengan dindin (dalam cm) pada baris kedua tampilan LCD.


     d.) Flowchart dan Listing Program  [back]
  •     Flowchart:
- Master

- Slave






  •     Listing Program:
- MASTER
#include <Wire.h>

#define soundPin A3
#define touchPin 12
#define trigPin 5
#define echoPin 4
#define flamePin 8
#define pirPin 7
#define piezoPin A0

float duration_us, distance;
int nilai;

void setup() {
  Serial.begin(9600);

  pinMode(trigPin, OUTPUT);
  pinMode(echoPin, INPUT);
  pinMode(soundPin, INPUT);
  pinMode(touchPin, INPUT);
  pinMode(flamePin, INPUT);
  pinMode(pirPin, INPUT);
  pinMode(piezoPin, INPUT);
}

void loop() {

  //KONDISI ULTRASONIC SENSOR
  digitalWrite(trigPin, HIGH);
  delayMicroseconds(10);  
  digitalWrite(trigPin, LOW);
  delayMicroseconds(2);  
  duration_us = pulseIn(echoPin, HIGH);
  distance = duration_us * 0.034 / 2;
 
  // Kirim data jarak dalam format yang diharapkan oleh kode slave
  Serial.print("Distance:");
  Serial.println(distance);
  delay(100);

  // Mengirim kondisi berdasarkan jarak
  if (distance > 300){
    Serial.println("1");
    delay(100);
  }
  else if (distance > 100 && distance <= 300){
    Serial.println("2");
    delay(100);
  }
  else {
    Serial.println("3");
    delay(100);
  }

  //KONDISI SOUND DAN PIEZO SENSOR
  int piezoState = analogRead(piezoPin);
  int soundState = analogRead(soundPin);
  nilai = analogRead(A3);
  Serial.print("Sound:");
  Serial.println(nilai);
  delay(1000);
 
  if (soundState >= 540){
    Serial.println("4");
    delay(1000);
  }
  else{
    Serial.println("5");
    delay(1000);
  }

  //KONDISI TOUCH SENSOR
  int touchState = digitalRead(touchPin);
  if (touchState == HIGH){
    Serial.println("6");
    delay(100);
  }
  else {
    Serial.println("7");
    delay(100);
  }

  //KONDISI FLAME SENSOR
  int flameState = digitalRead(flamePin);
  if (flameState == HIGH){
    Serial.println("8");
    delay(100);
  }
  else {
    Serial.println("9");
    delay(100);
  }

  //KONDISI PIR SENSOR
  int pirState = digitalRead(pirPin);
  if (pirState == HIGH){
    Serial.println("10");
    delay(100);
  }
  else {
    Serial.println("11");
    delay(100);
  }
}



- SLAVE
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <Wire.h>
#include <Servo.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

#define lamp 13
#define relay2 8
#define greenLed 11
#define yellowLed 10
#define redLed 9

Servo servoMotor;
const int servoPin = 5; // PWM pin for servo

void setup() {
  Serial.begin(9600);
  pinMode(lamp, OUTPUT);
  pinMode(relay2, OUTPUT);
  pinMode(greenLed, OUTPUT);
  pinMode(yellowLed, OUTPUT);
  pinMode(redLed, OUTPUT);

  servoMotor.attach(servoPin);
  servoMotor.write(0); // Initial position

  lcd.init();
  lcd.backlight();
  lcd.setCursor(0, 0);
  lcd.print("SMART GARAGE    ");
  lcd.setCursor(0, 1);
  lcd.print("SYSTEM          ");
  delay(3000);

  lcd.clear();
  lcd.setCursor(0, 0);
  lcd.print("Garage Status");
  lcd.setCursor(0, 1);
  lcd.print("Jarak=    cm");
}

void loop() {
  if (Serial.available() > 0) {
    String data = Serial.readStringUntil('\n');
    data.trim(); // Remove any whitespace/newline

    // Check for distance data
    if (data.startsWith("Distance:")) {
      int distance = data.substring(9).toInt();
      updateDistanceOnLCD(distance);

      // Update LED status based on distance
      updateLEDsBasedOnDistance(distance);
    }

    // Check other sensor conditions
    else if (data == "4") {
      lcd.setCursor(0, 0);
      lcd.print("GARASI TERBUKA   ");
      servoMotor.write(180); // Open position
    } else if (data == "6") {
      lcd.setCursor(0, 0);
      lcd.print("GARASI TERTUTUP  ");
      servoMotor.write(0); // Closed position
    } else if (data == "8") {
      lcd.setCursor(0, 0);
      lcd.print("BAHAYA KEBAKARAN ");
      digitalWrite(relay2, HIGH); // Fire alarm active
      delay(3000);
    } else if (data == "9") {
      digitalWrite(relay2, LOW); // Fire alarm inactive
    } else if (data == "10") {
      digitalWrite(lamp, HIGH); // Lamp on
    } else if (data == "11") {
      digitalWrite(lamp, LOW); // Lamp off
    }
  }
}

// Function to update distance on the LCD
void updateDistanceOnLCD(int distance) {
  lcd.setCursor(6, 1); // Move cursor to after "Jarak="
  lcd.print("     "); // Clear old distance
  lcd.setCursor(6, 1);
  lcd.print(distance);
  lcd.print(" cm");
}

// Function to update LEDs based on distance
void updateLEDsBasedOnDistance(int distance) {
  if (distance > 300) {
    digitalWrite(greenLed, HIGH);
    digitalWrite(yellowLed, LOW);
    digitalWrite(redLed, LOW);
  } else if (distance > 100 && distance <= 300) {
    digitalWrite(greenLed, LOW);
    digitalWrite(yellowLed, HIGH);
    digitalWrite(redLed, LOW);
  } else {
    digitalWrite(greenLed, LOW);
    digitalWrite(yellowLed, LOW);
    digitalWrite(redLed, HIGH);
  }
}


   
     e.) Vidio demo  [back]
 



 




  
     f.) Download File  [back]
1. Download File Rangkaian Di Sini
2. Download Video Percobaan Di Sini
3. Download Kode Program :
    - Program Master Di Sini
    - Program Slave Di Sini
4. Download Flowchart Di Sini
5. Download Datasheet Piezoelectric Sensor Di Sini
6. Download Datasheet Sound Sensor Di Sini
7. Download Datasheet Touch Sensor Di Sini
8. Download Datasheet Ultrasonic Sensor Di Sini
9. Download Datasheet PIR Sensor Di Sini
10. Download Datasheet Flame Sensor Di Sini
11. Download Datasheet Arduino UNO Di Sini
12. Download Datasheet LCD LM016L Di Sini
13. Download Library Piezoelectric Sensor Di Sini
14. Download Library Sound Sensor Di Sini
15. Download Library Touch Sensor Di Sini
16. Download Library Ultrasonic Sensor Di Sini
17. Download Library PIR Sensor Di Sini
18. Download Library Flame Sensor Di Sini
19. Download Library Arduino UNO Di Sini
20. Download Datasheet Komponen :
    - Datasheet Baterai Di Sini
    - Datasheet Relay Di Sini
    - Datasheet Resistor Di Sini
    - Datasheet Motor Di Sini
    - Datasheet Dioda Di Sini
    - Datasheet Servo Di Sini
21. Download Softcopy Laporan Di Sini
22. Download File HTML Di Sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar